Kehendak Tuhan yang Jadi

Haaaaaiii bertemu lagi dengan saya....
Kali ini saya menulis mengenai sebuah penyerahan diri saya seutuhnya kepada Tuhan. Tulisan ini saya tulis berdasarkan apa yang sedang saya lalui saat ini.
Puji Tuhan akhirnya saya dapat lulus dari SMAN 31 Jakarta . Seperti para lulusan SMA yang lain, saya juga ikut SNMPTN tertulis.
Jauh sangat jauuuuuuuuuuuuuh dari SNMPTN tertulis. Ya bisa dibilang dari orok saya punya cita2 menjadi dokter. Dokter???? Kenapa dokter??? Gak ada cita-cita lain apa??? Basi tau gak! Teman saya pernah menanyakan itu kepada saya. Mungkin kalian juga. Kenapa harus dokter??? Dokter bukan profesi main-main loh! Emang sih bisa kaya tapi sekolahnya lama terus tiap malam gak pernah tenang karena pasien yang gedor gedor pintu untuk minta tolong! Semua orang pasti berkata itu kepada saya. Kenapa harus jadi dokter??? Apa karena Tulang (Paman) seorang dokter??? Mama pun sempat bertanya seperti itu.


Baik sekarang akan saya beritahu alasannya.
Saya mau menjadi dokter bukan karena ingin jadi kaya. Kekayaan bukanlah sebuah alasan. Karena uang itu bagi saya bukan sebuah tujuan. Saya mau jadi dokter juga bukan karena Tulang saya atau teman saya atau siapapun jadi dokter. Saya bukan mengikuti mereka. saya mau jadi dokter juga bukan untuk di hormati atau sangat di segani. Kalau saya mau di hormati atau disegani lebih baik saya jadi presiden atau pejabat negara yang lain. Tapi saya ingin menjadi dokter bukan karena itu. Saya ingin menjadi dokter karena saya ingin membantu dan melayani mereka. Mereka yang saat ini sudah tidak ke dokter saat sakit karena harga yang mahal, tetapi malah ke dukun atau ke tempat lainnya yang menawarkan kesembuhan instan seperti menggunakan batu ajaib, air, dsb karena harga yang murah. Saya ingin mengubah citra dokter saat ini dan berkata ke mereka, "Ayo, kami para dokter di sini untuk kalian"
Sebenarnya cita-cita saya adalah menjadi seorang dokter spesialis jantung lulusan luar negeri. Kenapa? Kenapa? Kenapa? Saya akan menjawab. Dokter spesialis jantung di Indonesia gak terlalu banyak. Sedangkan orang Indonesia yang mengidap penyakit jantung semakin banyak. Apalagi Saudara saya, Uda dan Bapak Tua saya meninggal karena penyakit itu. Jadi, saya ingin membantu mereka yang mengidap penyakit jantung. Kenapa lulusan spesialis luar? Karena menurut saya lulusan luar untuk spesialis lebih bagus apalagi alat2 lebih canggih dan mungkin bisa di coba di Indonesia. Ya memang kematian atau kesehatan di tangan Tuhan dan cuma Dia yang bisa menentukan orang itu meninggal atau sembuh, tapi menurut saya dokter adalah perpanjangan tangan Tuhan untuk menyembuhkan penyakit.


Terlepas dari cita-cita itu, saya menyadari untuk menjadi dokter memang gak semudah membalikkan telapak tangan. Apalagi kalau ingin masuk FK negeri. Susahnya buseeeeeeeeeeet.
Saya juga menyadari semua itu. Makanya saya berusaha sebisa saya untuk bisa masuk negeri. Dengan tiap hari belajar di Inten, ngerjain soal2 yang banyak itu sampe mau muntah, ikut tambahan tiap hari, pulang sore, belajar lagi di rumah, nanya ke guru2 ttg soal yang susah. Saya udah melakukan semampu saya. Sudah belajar semaksimal mungkin. Saya udah gak tau lagi harus bagaimana lagi. Sekarang saya hanya berdoa,"Kehendak Tuhan yang jadi" dan berserah diri.
Saya memang udah di terima di FK UPN (meski udah di setarain jadi PTN), jadi kalo saya gak dapet PTN saya udah jadi mahasiswa Fakultas Kedokteran meskipun di UPN dan saya patut bersyukur untuk itu. Meskipun nanti hanya di UPN dan mungkin semua orang berkata,"Ah cuma UPN kok. Biasa aja", mencibir dan meremehkanku karena itu. Cuma satu yang saya percaya Tuhan punya rencana yang sangat indah untuk masa depan saya.
Hanya kehendak Tuhan yang jadi atas masa depan saya. Saya mau di tempatkan dimana terserah kepada Tuhan karena saya udah melakukan yang terbaik dari diri saya.
Ya, kehendak Tuhan yang jadi bukan kehendak saya. Satu janji Tuhan yang saya pegang teguh bahwa Ia, Tuhan akan memberikan masa depan yang penuh harapan dan gak akan memberikan rancangan kecelakaan untuk saya. Amen

Fany Hanna Paulina